Banyak orang yang menyangka bahwa fisik dan stamina yang dibutuhkan seorang gubernur tidak perlu sebesar para pesepakbola. Padahal dengan basis tanggung jawab 8 juta jiwa lebih dan dengan luas area pemerintahannya 62.482,54 km² yang terdiri dari 24 kota dan kabupaten, seharusnya fisik dan stamina gubernur tak boleh kalah dengan para pesepakbola. Bagi sebagian orang judul opini ini tentu memerahkan mata dan telinga. Sementara bagi sebagian orang yang lain, judul opini di atas mungkin justru membuatnya tersenyum.Saya sendiri berusaha untuk mencoba memposisikan diri di antara kedua kubu, baik yang mata dan telinganya merah maupun kubu yang tersenyum. Atau biar lebih fair, saya mencoba membuat judul kecil yang lain, yakni Tidak perlu semangat baru untuk Sulsel. Nah, kubu yang tadinya mata dan telinganya memerah, kini mungkin akan berbalik tersenyum. Sementara, kubu yang awalnya tersenyum, kini justru menjadi bingung dan bertanya dengan ketus, maksudnya? Masyarakat Sulawesi Selatan memang sedang menghitung mundur sampai tanggal 22 Januari 2013 nanti yang telah diputuskan oleh KPU sebagai tanggal pelaksanaan pemilihan gubernur di daerah ini. Masih setahun lebih, namun genderang perang dari para bakal calon yang akan maju telah mulai ditabuh. Genderangnya tentu masih berupa tetabuhan kecil. Maklum saja, para bakal calon sejatinya belum memiliki bakal calon pendampingnya masing-masing. Jadi, genderang yang sedang ditabuh sebetulnya baru sebatas check sound saja. Tak heran pula, wajah-wajah incumbent maupun yang semi-incumbent sangat mendominasi berbagai media promosi, mulai dari iklan TV dan radio, iklan media cetak, reklame bando, wallpaper kendaraan sampai pohon yang dipaku sana-sini, hanya menampilkan wajah yang itu-itu saja. Dengan jumlah penduduk yang telah mencapai angka 8 juta lebih, daerah ini sebetulnya sedang mengalami krisis kepemimpinan. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah sistem pemilihan melalui jalur kendaraan partai yang hampir tidak mungkin untuk mengakomodir calon independen, atau mungkin juga daerah ini memang sudah kehabisan calon pemimpin. Beberapa hari terkahir mulai muncul beberapa nama bakal calon gubernur yang lain. Namun tetap saja kemunculannya masih terkesan malu-malu, kurang pede atau bahkan hanya sebatas test modulation semata.
Tokoh Muda
Parahnya lagi, beberapa orang yang sebetulnya punya kapabilitas untuk ikut bersaing memperebutkan kursi 01 di Sulsel justru menjadi ballorang (penakut) dan lebih memilih bermain aman dengan cara segera bergabung ke tim sukses salah satu bakal calon. Selain mengalami krisis kepemimpinan, sampai hari ini, Sulsel kini juga sebetulnya sedang mengalami krisis kepemudaan. Hampir tak ada tokoh muda yang muncul dan tampil di pentas nasional, atau minimal di tingkat lokal daerah ini.
Kalau pun ada yang menyebut dirinya sebagai orang muda, biasanya hal tersebut berbanding terbalik dengan data yang tertulis di KTP-nya, atau sebut saja dengan tokoh tua yang mengaku masih muda. Memang tidak ada kesepakatan tentang batas usia seseorang untuk disebut muda, namun setidaknya salah satu indikator usia muda adalah faktor daya tahan fisik dan stamina. Paling mudah untuk mengidentifikasi tua atau mudanya seseorang dari kerja atau profesi yang berhubungan dengan kedua faktor (fisik dan stamina) tersebut. Seorang pemain bola pasca 30 tahun tentu sudah disebut sebagai pemain tua. Umumnya mereka pensiun di usia 35 tahun, sebab fisik dan stamina mereka di usia tersebut memang sudah tidak mampu bersaing dengan para pemain muda. Pengalaman dan jam terbang yang tinggi menyebabkan visi bermain para pemain tua tersebut tentu lebih bagus dibanding dengan visi pemain muda. Namun untuk urusan mengaplikasikan visi dalam bentuk tindakan dalam lapangan, para pemain tua tersebut pasti akan kepayahan. Mereka kemudian secara otomatis akan memilih untuk pensiun lalu mencoba jalur lain seperti wasit, asisten atau pelatih dengan harapan cukuplah visinya diaplikasikan oleh para pemain yang lebih muda. Lalu bagaimana dengan gubernur? Banyak orang yang menyangka bahwa fisik dan stamina yang dibutuhkan seorang gubernur tidak perlu sebesar para pesepakbola. Padahal dengan basis tanggung jawab 8 juta jiwa lebih dan dengan luas area pemerintahannya 62.482,54 km² yang terdiri dari 24 kota dan kabupaten, seharusnya fisik dan stamina gubernur tak boleh kalah dengan para pesepakbola.
Fisik Kuat
Jika fisik para calon gubernur nanti tidak sebaik para pesepakbola, maka tidak usah heran jika pembangunan di daerah ini nantinya juga akan bergerak selambat gerakan orang-orang yang sudah tua.
Sejak era AA Rivai (1960) hingga era Syahrul Yasin Limpo (saat ini), Sulawesi Selatan telah memiliki 7 orang gubernur dan mantan gubernur, plus 1 orang pejabat gubernur sementara (carateker), yakni Ahmad Tanribali Lamo. Sejak periode awal sampai hari ini, rasanya tak sekalipun daerah ini pernah dipimpin oleh orang yang betul-betul berusia muda. Silakan mencoba membuka kembali data usia para mantan pemimpin daerah ini. AA Rivai menjabat gubernur di usia menjelang 50 tahun, Ahmad Lamo dilantik menjadi gubernur ketika berusia 45 tahun, Ahmad Amiruddin 51 tahun, Zainal Basri Palaguna 54 tahun, Andi Oddang 50 tahun, Amin Syam 58 tahun, Syahrul Yasin Limpo 53 tahun. Tak sekalipun daerah ini memiliki pemimpin di bawah usia 40 tahun. Jika dianalogikan sebagai pesepakbola, gubernur-gubernur Sulsel dari dulu hingga saat ini sebetulnya merupakan para jago-jago tua. Tanpa mengecilkan hasil kinerja para gubernur yang pernah maupun yang masih menjabat saat ini, di usianya yang ke-342 tahun, Sulsel masih termasuk kategori daerah yang lambat dalam urusan akselerasi dan kemajuannya (setidaknya menurut analisa saya). Mungkin ada baiknya mencoba untuk mendorong figur-figur alternatif yang betul-betul berusia muda untuk maju sebagai calon gubernur.
Sudah capek rasanya menyaksikan segala bentuk keruwetan dan kesemrawutan berpemerintahan yang kita alami saat ini. Seharusnya para tetua di daerah ini punya keberanian untuk bersikap bijak lalu berkata Stop Maki Komandan atau biarmi yang semangatnya betul-betul baru, bukan yang seakan-akan semangat baru, agar gubernur kita nantinya betul-betul merupakan figur muda yang fisik dan staminanya memang mampu mengurus daerah dan kita semua. Semoga menjadi renungan bagi kita semua.***
Oleh;
Muh Quraisy Mathar
Dosen UIN Alauddin
Komentar Agan..!!
Silahkan Sobat Berkomentar atau Saran dan Kritik Silahkan sampaikan disini, Harap no spam, and no link. komentar akan dimoderasi dulu sebelum di tampilkan. semua komentar akan aproved, kecuali komentar yg masuk SPAM dan Komentar Kasar dan SARA. dan Terimakasih atas Kunjungan Sobat..
48 Responses:
selamat ya gan,,, dapat award angel frien silahkan dijemut yaaa
@arief rachmadi blogger pemula: banyak bener nigh Awardnya, ane simpan dimana yagh
keduaxxx btw ini artikel nya tentang militer kah??
@randy oktaran: politik alias penjabatan kandidat Gubernur,
hahaha sobat gak baca sih
tapi klo diblogger kriteria gak seperti itu juga kan bang??? hehehe
Wah, berat juga nih talk about the Politic....
banyak yang menganggap bahwa politik itu adalah dunia kotor, dan lebih parahnya ada anggapan bahwa "kalau kita bermain di dunia politik, mau tidak mau pasti akan terjerumus, dengan alasan, kalu kita bermain di tempat yang becek, mau tidak mau kita akan kotor karena kecipratan air kotor, padahal agama mengajarkan kita untuk berpolitik, namun politik praktis.....
dan juga anak muda sering diremehkan, walau ia memiliki bakat dan kapabilitas serta prestasi yang mumpuni, amat disayangkann...!!
wah, jadi curhat nih...padahal msh ada komen lagi, tapi takut kepanjangan nih....
hehe, nice share sobat...
Wah warna hijauX agak silau gan, kurang cocok sama backgroundX yg abu2
hmm.. Politik
Salam kenal.
Saya secara pribadi tak mempersoalkan tentang tua atau muda dalam segi kepemimpinan, karena bagaimanapun kepimimpinan adalah tentang kerja untuk rakyat dan tanggung jawab akan apa yang telah dikerjakan dan bersedia menerima kritik. orang mungkin berasumsi bahwa yang muda lebih progresif dan lebih terbuka pemikirannya terhadap hal-hal baru, tapi itu tidak selalu, karena terkadang yang muda seringkali terlihat egois dan terburu. begitupun denga yang tua, sering beranggapan bahwa ereka lebih bijak dan kaya pengalaman, tetapi serig kita saksikan, justru yang tualah yang sering merusak suasana, karena sikap yang monoton dan tak terbuka dengan ide2 baru, bahkan ada yang seakan anti kritik. jadi tua muda dalam kepemimpinan bukanlah jaminan kualitas kepemimpinan seseorg, tapi berikan kesempatan pada pemimpin yang sudah diberi amanat oleh rakyat untuk membuktikan kualitas dan integritasnya.
salam.
kalau saya, kasih kesempatranyang lain donk, jangan ini ini terus...
gimana mau bagus, kalau don't stop komandan terus :)
judul yang sangat menarik sobat dan artikelnya juga menarik jangan marahi komandan STOP...
@susu segar: iya Mbak
@zaenal blog: nice argumen
@system of blog: iya sob nanti ta gantiin
@Diat:
yaa iyyalah heheh
@Ahmad Bakri: bisa dipertimbangkan
@Endy: betul juga sobat
terima kasih atas publikasinya dinda (penulis opini)
@Anonim: sama-sama kanda
Izin tinggalkan jejak dulu gan.Mau membaca lagi nih.Pertamax:D
wah berat topiknya soal politik
tapi menurut saya sebenarnya masalah tua muda bukan persoalan utama dalam hal kepemimpinan, nggak memandang tua muda yang penting figur tersebut bisa mengemban tanggung jawab yang dibebankan padanya :)
Stop Maki Komandan? wkwkwk :D
salam 7FB
hm, agak berat nih.
menurut saya ni gan, setiap orang punya jiwa kepemimpinannya masing2, sekarang tinggal lihat yang diamanahkan untuk memimpin bisa ga memimpin dengan hati, bijak dan yg paling penting bisa menjadi amanat bagi masyarakatnya.
kunjungan balik sob, makasih sudah berkunjung....
STOP bersama :D
hehe :)
Absen siang sob
memang betul gan seharusnya gubernuer harus mempunyai fisik yang kuat lebih dari pesepakbola karena dengan itu dia bisa berjalan keseluruh kawasannya melihat bagaimana banyaknya warga miskin melarat di kawasannya, nice share mas
wah...talk about politik neeh gan...biar makin variatif blognya, blogger juga harus melek politik wkwkwkwk....
@Mharjipes dot Com:bukan gak baca sob,tulisannya kelewat besar sakit mata saya jadinya
Ok Komandan
semoga pada tahun 2013, sulawesi selatan mendapatkan seorang gubernur yang merupakan hamba ALLAH yang baik, jujur, istiqomah, takut korupsi, anti maksiat , satu kata satu perbuatan dan selalu berpihak pada rakyat untuk kehidupan yang lebih baik di dunia dan di akhirat
Salam kenal mas.. :)
Salam kenal mas.. :)
Nice sob.
salam pesta demokrasi untuk sulsel
semoga yg terpilih nantix bisa menjunjung tinggi nilai2 islam.., Aamiin.... mantap sharex sobat ;)
hm....politik ya....ok deh kalo begitu...
tapi masyarakat sudah memandang sebelah mata tentang politik.
setuju tentang antar tua dan muda
wetz anag2 politik ternyata.... hmmm
patut di coba sob,mungkin dengan pemimpin yng muda dy pnya ide ide fresh sesuai yg berkembang saat ini
blowalking sore hari ni gan, salam sukses selalu Salam 7 FB
sulawesi tahun 2013 sdh mw pemilu lagi...
semoga mendapatkan pemimpin yang benar dan sehat. :)
Ada award dari saya sob......mohon diambil yaa
informasinya lengkap bin mantap!!! sukses terus dee buat akangnya.. saiia sampe gag tau musti bilang apa lagi nii :(
@Widhi Eko: okayyy
@IT-Soft Center: okay makasih yaghh
@Si Galau: betull banget sobat
@Widhi Eko: okay gan thanks yaa
@Belajar Photoshop: apa ajha boleh sobat thanks yaa udah visit dimari
pilih Pak rudy
@ArhyErn@_BloG: hahahah, ada-ada ajha ente
kunjungan balik sobat,,blognya keren..:)
bener juga kawan...
kebanyak para calon adalah generasi tus smua...trus yang muda2 pada kemana???
klo ngurusin yang beginian saya mah kurang ngerti...tp sukse aja bwt abang...
banyak juga kang awardnya...
sukses slalu kang